BAHAYA GAME PUBG BAGI AKTIVIS DAKWAH KAMPUS
Oleh: Fitri Handayani Nasution
Dulu permainan Mobile Legends karya Developer China yaitu Shanghai Moonton Technology Co., Ltd dan Shanghai Mulong Network and Technology Co., Ltd telah dahulu digandrungi para Gamers di Indonesia. Permainan yang hanya dapat dipermainkan di Android ini tentu memiliki citra tersendiri bagi para penggemarnya. Para remaja di Era Generasi Millenial atau Generasi Y yang terkenal dengan cakapnya dalam bidang IT tentu tak asing dengan games multiplayer online ini. Setelah sukses membuat para Generasi Millenial menggemarinya tak jarang hingga di tahun 2019 masih banyak kaula muda yang masih bertahan bermain games ini.
Seiring perkembangan waktu banyak bermunculan games lain yang memikat hati para gamers salah satu yang terbaru adalah game PUBG (Player’s Unknown’s Battlegrounds). PUBG merupakan salah satu game yang dirilis pada Maret 2017. Menurut Yuni Usmanda (03/08) laman KiNCIR dalam artikelnya yang berjudul “5 Fakta PUBG yang Mungkin Belum Lo Tau” menyebutkan Steam Charts menunjukkan bahwa PUBG pernah dimainkan secara berbarengan bersama 30 juta orang di Steam pada Januari 2018. Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa penggemar PUBG tentu tidak sedikit. Menurut perhatian saya, ternyata Games PUBG ini bukan hanya dari kalangan remaja pria usia 10-16 tahun namun perempuan juga menggemari games ini. Selain itu, kalangan dewasa laki-laki maupun perempuan juga turut menggandrungi permainan generasi millennial ini. Dari kalangan tersebut, ada beberapa yang menarik perhatian untuk dibahas lebih mendalam. Terbuainya kader dakwah dalam mengikuti perkembangan permainan generasi Millenial.
PUBG BAGI AKTIVIS DAKWAH
PUBG merupakan permainan generasi millennial yang digandrungi oleh semua kalangan, Tak urung aktivis dakwah juga turut andil dalam mengikuti permainan ini. Sebenarnya tidak ada pelarangan bagi aktivis dakwah untuk bermain namun dampak yang ditimbulkan dari games ini ternyata melalaikan para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) khususnya.
Aktivis Dakwah Kampus (ADK) merupakan kader dakwah yang bergerak dalam perjuangan membela nilai-nilai kebaikan untuk disebarkan di wilayah kampus. ADK memiliki peranan penting dalam meluaskan nilai kebaikan islamn di wilayah kampus demi terwujudnya kampus yang madani dan bernilaikan islami. ADK memiliki ciri-ciri yang tak dimiliki mahasiswa lainnya. ADK lebih sibuk dibanding mahasiswa biasa di kampus. Tanggung jawabnya juga lebih besar. ADK memiliki amanah mengurusi ummat dan menanamkan jiwa islamiyah ke pemuda-pemuda calon penggerak roda ke shalihan sosial. Namun sekarang ini jiwa-jiwa pemuda itu tengah menipis dihabisi teknologi yang kian canggih dan tak tertandingi. Kebutuhan android kini menjadi produktivitas utama dibanding lainnya. Banyak aktivis yang memanfaatkan android bukan untuk kebutuhan tersier namun menjadi kebutuhan primer. Salah satunya adalah aktivis bermain game PUBG untuk mengisi hari-harinya.
LALAI dibante PUBG
Banyak kalangan ADK dari kaum laki-laki yang menggandrungi permainan ini. Selain mengisi waktu luang ternyata dari beberapa alasan yang mereka lontarkan adalah demi kesenangan diri. ADK seharusnya menjauhi perkara yang membuang-buang waktu. Bukan hanya untuk ADK, bahkan untuk semua kalangan manusia di bumi.
‘Tidak akan bergerak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya pada apa yang dia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa dia luangkan, tentang hartanya darimana dia dapatkan dan untuk apa dia pergunakan, dan ilmunya tentang apa yang dia amalkan” (HR Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)
ADK harusnya mampu memaanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk menyebarluaskan kebaikan di wilayah kampus. Aktif dalam berbagai program kerja Lembaga Dakwah Kampus (LDK) merupakan keharusan yang dipegang erat dalam komitmennya menjadi kader dakwah. Dari pengamatan beberapa Kader Dakwah penggila PUBG mereka memprioritaskan melanjutkan permainannya dibandingkan mengikuti program LDK. Sholatnya dan ibadah lainnya menjadi tertunda dengan dalih ingin menghabiskan game PUBG tersebut. ADK seharusnya tidak menjadi lalai karena teknologi. ADK harusnya memanfaatkan teknologi untuk semakin mendekatkan diri pada Sang Illahi. Bukan malah habis terkikis oleh kemajuan yang tak mampu dibendung lagi.
HILANGNYA JIWA SOSIAL
Dalam menyelesaikan misi dan visinya ADK harus bertemu orang-orang baru dalam mendakwahkan Islam ke penjuru kampus. Sikat sosialisasi yang tinggi harus dimiliki para ADK. Sifat ramah dan tamah harus menjadi darah daging untuk ADK. Sebagian ADK memilih pura-pura kenal dan dekat untuk mewujudkan misinya dalam mendakwahkan seseorang. Mirisnya, sifat ini semakin terkikis dibuat permainan generasi millenial yang semakin menarik. Menarik perhatian para Ammah kini tak menjadi prioritas utama. Menuntaskan Game PUBG kini lebih penting dibanding menarik ammah agar mampu meniti jalan yang benar dan lurus.
Hal ini terlihat dari beberapa kejadian ketika saya mengajak para ADK Ikhwan untuk menyegerakan Syuro’ dalam membahas agenda penting ummat untuk keberjalanan program dakwah ke depannya. Beberapa ADK sebut saja Fulan dengan amanah Kordep di Salah satu departemen sedang Asik bermain Game PUBG ketika Syuro’ sedang berlangsung di dalam mesjid. Ketika pembatas bunga bunga itu menjadi saksi akan ketidakpeduliannya terhadap pembahasan penting di suatu majelis. Sampai tiang-tiang dinding mesjid menjadi saksi ada seseorang yang sibuk melanjutkan permainan hingga hilangnya jiwa sosial terhadap orang-orang di sekitarnya. Kejadian ini terdengar para akhwat yang berada di balik pembatas dinding bunga-bunga itu. Sungguh, ini hal yang paling mengecewakan untuk satu kesalahan fatal yang dilakukan ADK. Padahal salah satu adab dalam melaksanakan Syuro’ adalah mendengarkan dengan baik pendapat-pendapat yang disampaikan para peserta. Hal ini tentup menjadikan game PUBG ini memiliki citra kurang baik bagi kalangan ADK.
Selain dapat membuang-buang waktu ternyata PUBG mampu menghilangkan jiwa sosial bagi para penggunanya. Semoga para ADK Penggila PUBG kini tak mementingkan hal-hal yang sifatnya kesenangan individu, semoga mereka dapat diberikan petunjuk oleh Allah untuk dapat menjadi sebaik-baiknya manusia yang dapat bermanfaat untuk sesama.
Selain dapat membuang-buang waktu ternyata PUBG mampu menghilangkan jiwa sosial bagi para penggunanya. Semoga para ADK Penggila PUBG kini tak mementingkan hal-hal yang sifatnya kesenangan individu, semoga mereka dapat diberikan petunjuk oleh Allah untuk dapat menjadi sebaik-baiknya manusia yang dapat bermanfaat untuk sesama.
Wallahu’ alam Bishawab.
Fitri Handayani Nasution, Medan 07 April 2019.
Komentar
Posting Komentar