Rekayasa Ide mengenai Pembelajaran IPS


“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IPS BERBASIS INTERNET DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL
Oleh:
Fitri Handayani Nasution
Juriska
Nina Pazrina Panjaitan
Rina Afsari

Kelas  : A REGULER 2015

logo-unimed3.gif

PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Rekayasa ide yang berjudul ” Penerapan model pembelajaran IPS berbasis internet dengan media audio-visual” tepat pada waktunya.
Dalam perancangan rekayasa ide ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Siti Maharani, M.Pd selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan IPS di Kelas Rendah atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam pengerjaan rekayasa ide ini.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada perancangan rekayasa ide ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.


Medan,  Desember 2016


Kelompok




DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
BAB III METODE PELAKSANAAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang menunjukkan interaksi antara siswa dan guru. Interaksi yang dibangun dalam kegiatan ini adalah interaksi yang bersifat dua arah dan menempatkan siswa bukan sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek belajar. Kedudukan siswa sebagai subjek belajar berarti siswa merupakan individu yang aktif, bukan yang pasif, yang hanya menerima apa yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas diharapkan bisa menarik, efektif dan efisien. Pembelajaran yang diberikan oleh guru akan menarik jika dalam sebuah proses pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran yang bisa memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif. Dengan demikian, jika proses pembelajaran menyenangkan maka siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran dan pada akhirnya siswa mampu mengaplikasikan berbagai nilai dan ilmu yang didaptkan dari pembelajaran ke dunia nyata. Sehingga, siswa mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.
Pembelajaran IPS sangat luas cakupannya, merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001). Dengan luasnya cakupan  ini  terkadang muncul rasa bosan saat mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Ini baru dari sisi guru belum lagi dari sisi siswa sebagai si belajar. Beban berat yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa tentunya merupakan faktor kesulitan yang mau tidak mau harus dihadapi dan dicarikan solusi.  Karena itu, penggunaan teknologi informasi dalam KBM sangat diperlukan agar rasa bosan bisa dieliminir dan siswa  akan terasa lebih nyaman didalam menerima materi ajar.
Pembelajaran yang membosan dan dengan media yang yang ketinggalan jaman tentunya sudah tidak menarik bagi siswa. Sebagai guru kami harus mampu mengantar dan memotivasi siswa agar memiliki semagat belajar yang tinggi. Lingkungan sekitar siswa saat kini tentunya tidak asing lagi dengan perangkat atau media media yang berbasis TIK.
Pembelajaran IPS tentunya akan lebih menarik bila dikemas dengan media pembelajaran yang familiar dengan siswa. Berangkat dari permasalah itu kami mencoba menunjukan  suatu solusi  dalam Kegiatan Belajar IPS dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis TIK.  Mungkin tak pernah terbayangkan oleh kita semua teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya. Serasa tidak terbatas ruang dan waktu meskipun secara geografi berlainan tetapi kita bisa merasakan batas ruang tersebut tak bisa kita bendung.  Pendidikan sebagai agen pembaharu mutlak harus mengikuti dan tidak boleh tidak. Dalam pembelajaran seharusnya guru/ tenaga pendidik mampu membuat  konten-konten edukasi yang menarik. Jujur harus diakui kita kekurangan konten-konten yang menarik siswa untuk belajar. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat, dan kemajuan teknologi yang semakin cepat berimbas pula pada sistem pendidikan. Dengan teknologi yang semakin berkembang memudahkan siswa dalam pembelajaran. Sehingga guru dapat memanfaatkan teknologi berupa internet untuk basis dari model pembelajaran dikelas, agar lebih mudah, menarik, serta efisien. Berbagai media pembelajaran di dapat melalui kemajuan teknologi seperti media audio visual. Pada makalah ini akan di paparkan mengenai model pembelajaran IPS berbasis internet dan media audio visual, semoga ide ini bermanfaat bagi pembaca.

B.     TUJUAN

1.      Mengembangkan model pembelajaran IPS berbasis Internet
2.      Menjelaskan model pembelajaran IPS dengan audio visual
3.      Untuk menerapkan model pembelajaran IPS berbasis internet dengan media audio-visual

C.    MANFAAT

Manfaat dari ide ini adalah terciptanya model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam pembelajaran. Sehingga guru dapat memanfaatkan teknologi berbasis internet dari model pembelajaran dikelas, agar lebih mudah, menarik, serta efisien.



BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM


IPI.jpg
Pada saat ini, pembelajaran ICT di lingkungan Sekolah merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan informasi dan komunikasi dalam berbagai keperluan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). ICT yang secara sederhana disimbolkan oleh perangkat computer dan jaringan internet serta perangkat komunikasi telah banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas kerja para pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Satu bentuk produk TIK yang sedang menjadi “trend” adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadiran internet telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.Melalui internet setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta. 
Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media TIK khususnya internet. Dengan e-learning memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh. E-learning merupakan dasar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta didik tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program pembelajaran. 
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan pengajar maupun sesame peserta didik. Peserta didik dapat saling tukar informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaanya terhadap materi pembelajaran.  
Selain e-learning, potensi TIK dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual lab) memungkinkan guru dan siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media computer. Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli buku/sumber belajar tersebut.

BAB III
METODE PELAKSANAAN





















Text Box: Perijinan Kepada Kepala Sekolah SD untuk Penerapan Model pembelajaran Berbasis TIK







Text Box: Membekali siswa SD mengenai Model pembelajaran Berbasis TIK


Text Box: Aplikasi Model Pembelaran IPS Berbasis TIK










Text Box: Evaluasi

 

BAB IV
PEMBAHASAN

A.    Model Pembelajaran IPS Berbasis Internet

Richard E. Gross, dkk (1978 : 3) menyatakan bahwa IPS adalah dasar pendidikan sosial, dalam mempersiapkan fungsi warga negara dengan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan masing-masing warga negara tersebut dapat tumbuh secara personal antara yang satu dengan yang lainnya secara baik, dan dalam berkontribusi pada kebudayaan yang akan datang. Muriel Crosby menyatakan bahwa IPS diidentifikasi sebagai studi yang memperhatikan pada bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana orang memecahkan masalah-masalah, bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang mengubah dan diubah oleh lingkungannya (Leonard S. Kenworthy, 1981 : 7).[5]
IPS sebagai sebuah kajian memiliki kepentingan bagi pendidikan. Bruce Joyce (Leonard S. Kenworthy, 1981 : 7) menyatakan ada tiga katagori dalam pendidikan yang merupakan karakteristik tujuan IPS yaitu :
1. Pendidikan kemanusiaan.
2. Pendidikan kewarganegaraan.
3. Pendidikan intelektual.
Muhammad Numan Somantri (2001: 92) menyatakan bahwa Pendidikan IPS di sekolah (dasar dan menengah) merupakan pengintegrasian dari berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan IPS untuk sekolah disajikan terpadu dengan mengintegrasikan beberapa disiplin ilmu yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Keterpaduan berbagai disiplin ilmu ini siswa diharapkan mampu mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Trianto (2010: 171) mengemukakan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas dasar kenyataan dan fenomena sosial dan diwujudkan dalam suatu pendekataan interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu sosial.
IPS adalah mata pelajaran yang berkembang sesuai dengan berkembangnya jaman. Pada saat ini, perkembangan teknologi begitu pesat dan kebutuhan manusia akan informasi secara global semakin besar. Untuk mempermudah  aktivitas manusia muncullah internet yang menjadi salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran IPS tujuan nya adalah untuk perkembangan proses pembelajaran dengan basis internet atau e-learning yang mempermudah dalam melaksanakan pembelajaran.
Istilah e-learning merupakan gabungan dari dua kata, yaitu e yang merupakan singkatan dari electronic (elektronik) dan learning  (belajar). Jadi, e-learning  adalah belajar dengan menggunakan bantuan alat elektronik. Lebih jelasnya, e-learning adalah suatu proses belajar mengajar antara guru dan siswa, tanpa harus bertatap muka satu sama lain.[6]
Kemajuan teknologi yang menyatukan kemajuan komputasi, televisi, radio, dan telepon menjadi satu kesatuan (terintegrasi) terbentuk sebagai suatu revoluasi informasi dan komunikasi global. Revolusi ini terwujud dari kemajuan teknologi di bidang komputer pribadi, komunikasi data dan kompresi, bandwitdh, data stroge dan data acess, integrasi multimedia dan jaringan komputer. Teknologi Informasi dapat menjadi alat pendorong ke arah kemajuan bangsa. Salah satu dampak terbesar adalah perkembangan pembangunan di bidang pendidikan. Hal yang merupakan jembatan menuju bangsa yang maju di mana masyarakat dapat memiliki alat-alat yang membantu mereka mengembangkan usaha dan menikmati hasilnya secara mudah, murah dan merata. Sesuatu yang merupakan kerangka akses untuk semua orang dalam mengarungi abad 21 ini.[7]
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: 1) Web Course, 2) Web Centric Course, dan 3) Web Enhanced Course (Haughey, 1998).[8]
1.      Web Course
Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat.
Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada secara synchronous. Bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan fasilitas internet seperti email, chat rooms, bulletin board dan online conference. Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet, seperti data base statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dll.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihanpelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2.      Web Centric Course
Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun dalam proses belajarnya sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet.
Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman bacaan, ataupun di balai pertemuan. Penerapan bentuk ini sebagaimana yang telah dilakukan pada perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan sistem belajar secara of campus.
3.      Web Enhanced Course
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. Peranan internet disini adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke pelbagai sumber belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.
Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini prosentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan prosentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka. Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi intitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi informasi, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric course ataupun web course. Baik pada model ataupun web course, web centric course ataupun web enhanced course, terdapat beberapa komponen aktivitas seperti informasi, bahan belajar, pembelajaran ataupun komunikasi, penilaian yang bervariasi. Secara umum komponen aktivitas dan strukturnya dapat diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui internet.

Kendala dari penerapan e-learning: (a). Besarnya biaya yang dibutuhkan, (b). Antusias siswa terhadap e-learning.
  Peran komputer bagi pendidikan anak: memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu, anak bisa membuat surat-menyurat (e-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).
  E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001)
E-laerning  adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.com, 2001)
E-laerning  dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet), baik secara formal maupun informal. E-learning cesara formal, misalnya pembelajaran dengan dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran, dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-phak terkait (pengelolae-learning dan pembelajar). E-learning secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melaui sarana mailing list, e-newsletter, atau website pribadi atau sekolah yang ingin menyosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas.
  Keuntungan menggunakan e-learning:
      Menghemat waktu proses belajar mengajar;
      Mengurangi biaya perjalanan;
      Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku);
      Menjangkau wilayah geografisyang lebih luas;
      Melatih siswa lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan

B.     Model Pembelajaran IPS dengan Media Audio Visual

Proses pembelajaran berlangsung kondusif apabila siswa merasa nyaman dalam penerima pembelajaran dengan media yang menarik. Seperti yang dikatakan Asyad (2011:7) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari satu sumber secara terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.[9]
Macam – macam media pembelajaran menurut Herry (2007:6.31) menyatakan:“Ada tiga jenis media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru di sekolah, yaitu: (1) media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projekted visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projekted visual), (2) Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya, dan (3) Media audio visual merupakan kombinasi dari media audio dan media visual atau media pandang dengar”
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual dapat dibedakan menjadi dua yaitu audio visualdiam dan audio visual gerak. Audio visual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya, film bingkai suara sound system, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio visual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya, film suara, slide
sound dan video (Ruminiati 2007: 2.13-2.14).[10]
Media hasil teknologi audio-visual. Teknologi audio-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.
Karakteristik:
a)      Bersifat linear.
b)      Menyajikan visual yang dinamis.
c)      Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang.
d)     Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.
e)      Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif.
f)       Berorientasi pada guru.

C. Macam-macam Media Audio Visual dan Pemanfaatannya

Media ini dibagi dalam:
1)      Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.
2)      Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

D. Penerapan Model Pembelajaran IPS Berbasis Internet dengan Media

Audio Visual

Pembelajaran akan menarik jika guru memberikan proses pembelajaran yang menarik pula, yaitu dengan menggunakan berbagai model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran berbasis internet dengan menggunakan media audio visual. Berbagai teori mengenai pembelajaran berbasis internet dan media audio visual sudah dibahas sebelumnya, pada poin ini penulis akan memaparkan mengenai penerapan model pembelajaran IPS berbasis internet dengan media audio visual.
Dalam aplikasinya, sebuah model pembelajaran berbasis internet memanfaatkan akses internet dalam pembelajarannya. Untuk belajar, mencari sumber, ataupun menjadi media untuk melakukan pembelajara. Dengan pembelajaran berbasis internet siswa akan lebih mudah mendapatkan informasi mengenai suatu pembelajaran. Selain itu, siswa akan lebih mandiri dalam melakukan pembelajaran. Meskipun demikian peran guru sangat penting untuk memantau pembelajaran berbasis internet ini.
Penerapan model pembelajaran berbasis internet dengan media audio visual, antara lain :
1.      Guru menyiapkan sumber belajar melalui akses internet
2.      Guru menugaskan siswa untuk mencari bahan belajar di internet
3.      Guru menyiapkan media pembelajaran berupa video pembelajaran
Contoh :
Seorang guru yang mengajar IPS kelas V, hendak menggunakan model pembelajaran berbasis internet dengan menggunakan media audio visual. Materi pelajaran nya adalah kegiatan ekonomi. Dalam menyampaikan pembelajaran nya guru tersebut menggunakan sebuah laptop atau komputer untuk mencari bahan sumber belajar, selain itu guru tersebut memberikan tayangan film mengenai kegiatan ekonomi berupa jual beli dipasar tradisional, selain menampilkan film guru tersebut juga memberikan video tentang kegiatan ekonomi. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari gambar kegiatan ekonomi bersumber dari internet.
Analisis contoh di atas adalah seorang guru yang menggunakan model pembelajaran berbasis internet dengan mencari sumber belajar dari internet dan menggunakan media audio visual berupa film dan video.





BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Model pembelajaran berbasis internet dengan media audio visual akan mempermudah siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Guru dapat dengan mudah mendapatkan sumber belajar dan guru dapat menyajikan berbagai media audio visual seperti film, video, dll. Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dalam melakukan pembelajaran karena penggunaan media tersebut. Hasilnya, proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.

B.     Saran

Pemerataan fasiltas pendidikan perlu semakin digencarkan demi terlaksana nya pendidikan yang berkualitas baik dengan anak-anak yang mempunyai semangat tinggi dalam belajar yang nanti nya akan menjadi agent of change bagi negeri ini.




DAFTAR PUSTAKA
Tresnadewi , Komang Ari. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Audio Visual” di akses darihttp://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/4236/3302tanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.26
Muryani, Siti. “Penerapan Strategi Produktif-Kreatif dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Karanganyar 1” diakses dari http://lib.unnes.ac.id/17413/1/1401409115.pdftanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.46
Komang Ari Tresnadewi, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Audio Visual” di akses darihttp://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/4236/3302tanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.26
Siti Muryani, “Penerapan Strategi Produktif-Kreatif dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Karanganyar 1” diakses dari http://lib.unnes.ac.id/17413/1/1401409115.pdf tanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.46



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

My Story