Rekayasa Ide mengenai Pembelajaran IPS
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN IPS BERBASIS INTERNET DENGAN MEDIA
AUDIO-VISUAL”
Oleh:
Fitri Handayani Nasution
Juriska
Nina Pazrina
Panjaitan
Rina Afsari
Kelas : A REGULER 2015
PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Rekayasa
ide yang berjudul ” Penerapan model pembelajaran IPS berbasis internet dengan
media audio-visual” tepat pada waktunya.
Dalam
perancangan
rekayasa ide ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Siti Maharani, M.Pd selaku dosen
Mata Kuliah Pendidikan IPS di Kelas Rendah atas bimbingan, pengarahan, dan kemudahan yang telah
diberikan kepada kami dalam pengerjaan rekayasa ide ini.
kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada perancangan
rekayasa ide ini. Maka dari itu,
saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.
Medan, Desember 2016
Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. TUJUAN
BAB II KERANGKA
PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
BAB III METODE
PELAKSANAAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan
kegiatan yang menunjukkan interaksi antara siswa dan guru. Interaksi yang
dibangun dalam kegiatan ini adalah interaksi yang bersifat dua arah dan
menempatkan siswa bukan sebagai objek belajar tetapi sebagai subjek belajar.
Kedudukan siswa sebagai subjek belajar berarti siswa merupakan individu yang
aktif, bukan yang pasif, yang hanya menerima apa yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas diharapkan bisa menarik, efektif
dan efisien. Pembelajaran yang diberikan oleh guru akan menarik jika dalam
sebuah proses pembelajaran menggunakan model-model pembelajaran yang bisa
memacu siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif. Dengan demikian, jika
proses pembelajaran menyenangkan maka siswa akan lebih fokus dalam pembelajaran
dan pada akhirnya siswa mampu mengaplikasikan berbagai nilai dan ilmu yang
didaptkan dari pembelajaran ke dunia nyata. Sehingga, siswa mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri.
Pembelajaran IPS sangat luas cakupannya,
merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan
politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan
dan agama (Numan Soemantri, 2001). Dengan luasnya cakupan ini
terkadang muncul rasa bosan saat mengajar dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Ini baru dari sisi guru belum lagi dari sisi siswa
sebagai si belajar. Beban berat yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun
siswa tentunya merupakan faktor kesulitan yang mau tidak mau harus dihadapi dan
dicarikan solusi. Karena itu, penggunaan teknologi informasi dalam KBM
sangat diperlukan agar rasa bosan bisa dieliminir dan siswa akan terasa
lebih nyaman didalam menerima materi ajar.
Pembelajaran yang membosan dan dengan
media yang yang ketinggalan jaman tentunya sudah tidak menarik bagi siswa.
Sebagai guru kami harus mampu mengantar dan memotivasi siswa agar memiliki
semagat belajar yang tinggi. Lingkungan sekitar siswa saat kini tentunya tidak
asing lagi dengan perangkat atau media media yang berbasis TIK.
Pembelajaran IPS tentunya akan lebih
menarik bila dikemas dengan media pembelajaran yang familiar dengan siswa.
Berangkat dari permasalah itu kami mencoba menunjukan suatu solusi
dalam Kegiatan Belajar IPS dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis
TIK. Mungkin tak pernah terbayangkan oleh kita semua
teknologi informasi yang begitu pesat perkembangannya. Serasa tidak terbatas
ruang dan waktu meskipun secara geografi berlainan tetapi kita bisa merasakan
batas ruang tersebut tak bisa kita bendung. Pendidikan sebagai agen
pembaharu mutlak harus mengikuti dan tidak boleh tidak. Dalam pembelajaran
seharusnya guru/ tenaga pendidik mampu membuat konten-konten edukasi yang
menarik. Jujur harus diakui kita kekurangan konten-konten yang menarik siswa
untuk belajar. Perkembangan IPTEK yang semakin pesat,
dan kemajuan teknologi yang semakin cepat berimbas pula pada sistem pendidikan.
Dengan teknologi yang semakin berkembang memudahkan siswa dalam pembelajaran.
Sehingga guru dapat memanfaatkan teknologi berupa internet untuk basis dari
model pembelajaran dikelas, agar lebih mudah, menarik, serta efisien. Berbagai
media pembelajaran di dapat melalui kemajuan teknologi seperti media audio
visual. Pada makalah ini akan di paparkan mengenai model pembelajaran IPS
berbasis internet dan media audio visual, semoga ide ini bermanfaat bagi
pembaca.
B. TUJUAN
1.
Mengembangkan
model pembelajaran IPS berbasis Internet
2.
Menjelaskan
model pembelajaran IPS dengan audio visual
3.
Untuk
menerapkan model pembelajaran IPS berbasis internet dengan media audio-visual
C. MANFAAT
Manfaat dari ide ini adalah terciptanya model
pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
pembelajaran. Sehingga guru dapat memanfaatkan teknologi berbasis internet dari
model pembelajaran dikelas, agar lebih mudah, menarik, serta efisien.
BAB
II
KERANGKA
PEMIKIRAN/GAMBARAN UMUM
Pada saat ini, pembelajaran ICT
di lingkungan Sekolah merupakan hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan
semakin meningkatnya kebutuhan informasi dan komunikasi dalam berbagai
keperluan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
ICT yang secara sederhana disimbolkan oleh perangkat computer dan jaringan
internet serta perangkat komunikasi telah banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan
produktivitas kerja para pelajar mulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.
Satu bentuk produk TIK yang
sedang menjadi “trend” adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad
20 dan di ambang abad 21. Kehadiran internet telah memberikan dampak yang cukup
besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi.
Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah
menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah
dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan.Melalui
internet setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak
luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta.
Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu
proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang
makin populer saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan
menggunakan media TIK khususnya internet. Dengan e-learning memungkinkan
terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh. E-learning merupakan dasar dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta
didik tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan
dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan
oleh sebuah program pembelajaran.
E-learning mempermudah
interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan pengajar
maupun sesame peserta didik. Peserta didik dapat saling tukar informasi dan
dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Dengan
kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaanya
terhadap materi pembelajaran.
Selain e-learning, potensi TIK
dalam pembelajaran di sekolah dapat juga memanfaatkan e-laboratory dan
e-library. Adanya laboratorium virtual (virtual lab) memungkinkan guru dan
siswa dapat belajar menggunakan alat-alat laboratorium atau praktikum tidak di
laboratorium secara fisik, tetapi dengan menggunakan media computer.
Perpustakaan elektronik (e-library) sekarang ini sudah menjangkau berbagai
sumber buku yang tak terbatas untuk bisa diakses tanpa harus membeli
buku/sumber belajar tersebut.
BAB
III
METODE
PELAKSANAAN
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran IPS Berbasis Internet
Richard E. Gross, dkk (1978 : 3) menyatakan
bahwa IPS adalah dasar pendidikan sosial, dalam mempersiapkan fungsi warga
negara dengan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan
masing-masing warga negara tersebut dapat tumbuh secara personal antara yang
satu dengan yang lainnya secara baik, dan dalam berkontribusi pada kebudayaan
yang akan datang. Muriel Crosby menyatakan bahwa IPS diidentifikasi sebagai
studi yang memperhatikan pada bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih
baik bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana orang memecahkan
masalah-masalah, bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang mengubah dan
diubah oleh lingkungannya (Leonard S. Kenworthy, 1981 : 7).[5]
IPS sebagai sebuah kajian memiliki
kepentingan bagi pendidikan. Bruce Joyce (Leonard S. Kenworthy, 1981 : 7)
menyatakan ada tiga katagori dalam pendidikan yang merupakan karakteristik
tujuan IPS yaitu :
1. Pendidikan kemanusiaan.
2. Pendidikan kewarganegaraan.
3. Pendidikan intelektual.
Muhammad Numan Somantri (2001: 92) menyatakan
bahwa Pendidikan IPS di sekolah (dasar dan menengah) merupakan pengintegrasian
dari berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia
yang diorganisasikan, disajikan secara ilmiah dan pedagogis untuk tujuan
pendidikan. Pendidikan IPS untuk sekolah disajikan terpadu dengan mengintegrasikan
beberapa disiplin ilmu yang ditujukan untuk kepentingan pendidikan. Keterpaduan
berbagai disiplin ilmu ini siswa diharapkan mampu mencapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri.
Trianto (2010: 171) mengemukakan IPS
merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya yang dirumuskan atas
dasar kenyataan dan fenomena sosial dan diwujudkan dalam suatu pendekataan
interdisipliner dari aspek dan cabang ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan bagian
dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu
sosial.
IPS adalah mata pelajaran yang berkembang
sesuai dengan berkembangnya jaman. Pada saat ini, perkembangan teknologi begitu
pesat dan kebutuhan manusia akan informasi secara global semakin besar. Untuk
mempermudah aktivitas manusia muncullah internet yang menjadi salah satu
model pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran IPS tujuan nya adalah untuk
perkembangan proses pembelajaran dengan basis internet atau e-learning yang mempermudah dalam melaksanakan
pembelajaran.
Istilah e-learning merupakan gabungan dari dua kata,
yaitu e yang merupakan singkatan dari
electronic (elektronik) dan learning (belajar). Jadi, e-learning adalah belajar dengan
menggunakan bantuan alat elektronik. Lebih jelasnya, e-learning adalah suatu proses belajar
mengajar antara guru dan siswa, tanpa harus bertatap muka satu sama lain.[6]
Kemajuan teknologi yang menyatukan kemajuan
komputasi, televisi, radio, dan telepon menjadi satu kesatuan (terintegrasi)
terbentuk sebagai suatu revoluasi informasi dan komunikasi global. Revolusi ini
terwujud dari kemajuan teknologi di bidang komputer pribadi, komunikasi data
dan kompresi, bandwitdh, data stroge dan data acess, integrasi multimedia dan
jaringan komputer. Teknologi Informasi dapat menjadi alat pendorong ke arah
kemajuan bangsa. Salah satu dampak terbesar adalah perkembangan pembangunan di
bidang pendidikan. Hal yang merupakan jembatan menuju bangsa yang maju di mana
masyarakat dapat memiliki alat-alat yang membantu mereka mengembangkan usaha
dan menikmati hasilnya secara mudah, murah dan merata. Sesuatu yang merupakan
kerangka akses untuk semua orang dalam mengarungi abad 21 ini.[7]
Ada tiga bentuk sistem pembelajaran melalui
internet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar pengembangan sistem
pembelajaran dengan mendayagunakan internet, yaitu: 1) Web Course, 2) Web
Centric Course, dan 3) Web Enhanced Course (Haughey, 1998).[8]
1. Web Course
Web course adalah penggunaan internet untuk
keperluan pembelajaran, dimana seluruh bagian bahan belajar, diskusi,
konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui
internet. Siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi
antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat.
Komunikasi lebih banyak dilakukan secara
ansynchronous daripada secara synchronous. Bentuk web course ini tidak
memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun
evaluasi dan ujian, karena semua proses pembelajaran sepenuhnya menggunakan
fasilitas internet seperti email, chat rooms, bulletin board dan online
conference. Selain itu sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai
sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan
menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke
berbagai sumber belajar yang sudah tersedia pada internet, seperti data base
statistic berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik dll.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya
digunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning).
Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university ataupun lembaga
pelatihan yang menyelenggarakan pelatihanpelatihan yang bisa diikuti secara
jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
2. Web Centric Course
Sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan
sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka, walaupun
dalam proses belajarnya sebagaian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya
berupa tutorial, tetapi prosentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan
dengan prosentase proses pembelajaran melalui internet.
Bentuk ini memberikan makna bahwa kegiatan
belajar bergeser kegiatan di kelas menjadi kegiatan melalui internet sama
dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada
waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah maupun
ditempat-tempat yang telah ditentukan seperti di ruang perpustakaan, taman
bacaan, ataupun di balai pertemuan. Penerapan bentuk ini sebagaimana yang telah
dilakukan pada perguruan tinggi terkemuka yang menggunakan sistem belajar
secara of campus.
3. Web Enhanced Course
Web Enhanced Course merupakan pemanfaatan
internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas belajar
mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama web lite course, karena
kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas. Peranan internet disini
adalah untuk menyediakan sumber-sumber belajar yang sangat kaya akan informasi
dengan cara memberikan alamat-alamat atau membuat link ke pelbagai sumber
belajar yang sesuai dan bisa diakses secara online, untuk meningkatkan kuantitas
dan memperluas kesempatan berkomunikasi antara pengajar dengan peserta didik
secara timbal balik. Dialog atau komunikasi dua arah tersebut dimaksudkan untuk
keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok.
Berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada
bentuk web enhanced course ini prosentase pembelajaran melalui internet justru
lebih sedikit dibandingkan dengan prosentase pembelajaran secara tatap muka,
karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran
secara tatap muka. Bentuk ini dapat pula dikatakan sebagai langkah awal bagi
intitusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis teknologi
informasi, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih
kompleks, seperti web centric course ataupun web course. Baik pada model
ataupun web course, web centric course ataupun web enhanced course, terdapat
beberapa komponen aktivitas seperti informasi, bahan belajar, pembelajaran
ataupun komunikasi, penilaian yang bervariasi. Secara umum komponen aktivitas
dan strukturnya dapat diterapkan dalam pengembangan pembelajaran melalui
internet.
Kendala dari penerapan e-learning: (a). Besarnya biaya
yang dibutuhkan, (b). Antusias siswa terhadap e-learning.
Peran
komputer bagi pendidikan anak: memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu
pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya
batasan jarak dan waktu. Di samping itu, anak bisa membuat surat-menyurat (e-mail),
berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download).
E-learning
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan
ajar kepada siswa dengan menggunakan media internet, atau media jaringan
komputer lain (Hartley, 2001)
E-laerning adalah sistem pendidikan yang
menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media
internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.com,
2001)
E-laerning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet), baik secara
formal maupun informal. E-learning cesara formal, misalnya pembelajaran
dengan dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran, dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-phak terkait (pengelolae-learning dan pembelajar). E-learning secara informal dengan interaksi yang
lebih sederhana, misalnya melaui sarana mailing
list, e-newsletter,
atau website pribadi atau sekolah yang ingin
menyosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada
masyarakat luas.
Keuntungan
menggunakan e-learning:
Menghemat waktu proses belajar
mengajar;
Mengurangi biaya perjalanan;
Menghemat biaya pendidikan secara
keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku);
Menjangkau wilayah geografisyang lebih
luas;
Melatih siswa lebih mandiri dalam
mendapatkan ilmu pengetahuan
B. Model Pembelajaran IPS dengan Media Audio Visual
Proses pembelajaran berlangsung kondusif
apabila siswa merasa nyaman dalam penerima pembelajaran dengan media yang
menarik. Seperti yang dikatakan Asyad (2011:7) media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari satu sumber secara
terencana sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.[9]
Macam – macam media pembelajaran menurut
Herry (2007:6.31) menyatakan:“Ada tiga jenis media pembelajaran yang dapat
dikembangkan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru di sekolah,
yaitu: (1) media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indra penglihatan terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projekted
visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non projekted visual), (2)
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk
mempelajari bahan ajar dan jenisnya, dan (3) Media audio visual merupakan
kombinasi dari media audio dan media visual atau media pandang dengar”
Media audio
visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media audio
visual dapat dibedakan
menjadi dua yaitu audio visualdiam
dan audio visual gerak. Audio visual diam adalah media yang menampilkan
suara dan gambar diam (tidak bergerak). Misalnya, film bingkai suara sound
system, film rangkai suara, dan cetak suara. Audio
visual gerak adalah media
yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Misalnya, film
suara, slide
sound dan video (Ruminiati 2007: 2.13-2.14).[10]
Media hasil teknologi audio-visual. Teknologi
audio-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual penyajian pengajaran
secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses
pembelajaran, seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual
yang lebar.
Karakteristik:
a) Bersifat linear.
b) Menyajikan visual yang dinamis.
c) Digunakan dengan cara yang telah
ditentukan sebelumnya oleh perancang.
d) Merupakan representasi fisik dari
gagasan real atau abstrak.
e) Dikembangkan menurut prinsip
psikologis behafiorisme dan kognitif.
f) Berorientasi pada guru.
C. Macam-macam Media Audio Visual dan Pemanfaatannya
Media ini dibagi dalam:
1) Audio visual murni yaitu baik unsur
suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.
2) Audio visual tidak murni yaitu unsur
suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film
bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur
suaranya berasal dari tape recorder.
D. Penerapan Model Pembelajaran IPS Berbasis Internet dengan Media
Audio Visual
Pembelajaran akan menarik jika guru
memberikan proses pembelajaran yang menarik pula, yaitu dengan menggunakan
berbagai model pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran berbasis
internet dengan menggunakan media audio visual. Berbagai teori mengenai
pembelajaran berbasis internet dan media audio visual sudah dibahas sebelumnya,
pada poin ini penulis akan memaparkan mengenai penerapan model pembelajaran IPS
berbasis internet dengan media audio visual.
Dalam aplikasinya, sebuah model pembelajaran
berbasis internet memanfaatkan akses internet dalam pembelajarannya. Untuk
belajar, mencari sumber, ataupun menjadi media untuk melakukan pembelajara.
Dengan pembelajaran berbasis internet siswa akan lebih mudah mendapatkan
informasi mengenai suatu pembelajaran. Selain itu, siswa akan lebih mandiri
dalam melakukan pembelajaran. Meskipun demikian peran guru sangat penting untuk
memantau pembelajaran berbasis internet ini.
Penerapan model pembelajaran berbasis internet
dengan media audio visual, antara lain :
1. Guru menyiapkan sumber belajar melalui
akses internet
2. Guru menugaskan siswa untuk mencari
bahan belajar di internet
3. Guru menyiapkan media pembelajaran
berupa video pembelajaran
Contoh :
Seorang guru yang mengajar IPS kelas V,
hendak menggunakan model pembelajaran berbasis internet dengan menggunakan
media audio visual. Materi pelajaran nya adalah kegiatan ekonomi. Dalam
menyampaikan pembelajaran nya guru tersebut menggunakan sebuah laptop atau
komputer untuk mencari bahan sumber belajar, selain itu guru tersebut
memberikan tayangan film mengenai kegiatan ekonomi berupa jual beli dipasar
tradisional, selain menampilkan film guru tersebut juga memberikan video
tentang kegiatan ekonomi. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada siswa untuk
mencari gambar kegiatan ekonomi bersumber dari internet.
Analisis contoh di atas adalah seorang guru
yang menggunakan model pembelajaran berbasis internet dengan mencari sumber
belajar dari internet dan menggunakan media audio visual berupa film dan video.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Model
pembelajaran berbasis internet dengan media audio visual akan mempermudah siswa
dan guru dalam proses pembelajaran. Guru dapat dengan mudah mendapatkan sumber belajar
dan guru dapat menyajikan berbagai media audio visual seperti film, video, dll.
Dengan demikian siswa akan lebih tertarik dalam melakukan pembelajaran karena
penggunaan media tersebut. Hasilnya, proses pembelajaran akan berlangsung
dengan baik dan siswa akan lebih bersemangat dalam belajar.
B. Saran
Pemerataan
fasiltas pendidikan perlu semakin digencarkan demi terlaksana nya pendidikan
yang berkualitas baik dengan anak-anak yang mempunyai semangat tinggi dalam
belajar yang nanti nya akan menjadi agent
of change bagi negeri ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tresnadewi , Komang Ari. “Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Audio Visual” di akses darihttp://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/4236/3302tanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.26
Muryani, Siti. “Penerapan
Strategi Produktif-Kreatif dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Karanganyar 1” diakses dari http://lib.unnes.ac.id/17413/1/1401409115.pdftanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.46
Komang
Ari Tresnadewi, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Media Audio
Visual” di akses darihttp://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/download/4236/3302tanggal 08 Nopember 2015
pukul 18.26
Siti
Muryani, “Penerapan Strategi Produktif-Kreatif dengan Media Audio Visual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Karanganyar 1” diakses
dari http://lib.unnes.ac.id/17413/1/1401409115.pdf tanggal 08 Nopember 2015 pukul 18.46
Rekayasa ide nya masuk dibagian pembahasan ya kak?
BalasHapus